Enterprise Account Manager Google Cloud Ace Indonesia, Ryandi Zubir, mengatakan lokasi pembangunan data justify Google Cloud di Indonesia memang sengaja dirahasiakan karena berbagai alasan. Salah satunya adalah faktor keamanan.
“Memang benar (pembangunan data justify) dan iya bangunannya di Indonesia sudah, tapi lokasinya kita undisclosed (rahasiakan) karena security reason,” kata Ryandi kepada Cyberthreat.id, Sabtu (13 Juni 2020).
Menurut Ryandi, tanggal 24 Juni nanti Google Cloud akan menggelar launching besar-besaran bertajuk “Google Cloud Jakarta Region Launch”. Di situsnya, launching akan menggelar berbagai acara termasuk panel diskusi dengan pengguna layanan Cloud milik Google seperti Bank BRI, XL Axiata, dan GoPay.
“Nanti kami akan launching gede-gedean. Masih akhir bulan ini sih, tapi kami sudah siap semuanya,” ujar dia.
Tahun lalu, saat berbincang dengan Cyberthreat.id, Ryandi menyebut pembangunan data justify di Indonesia sebagai bentuk keseriusan Google menatap market di Indonesia. Google, kata dia, mengklaim sebagai big enterprise pertama yang membangun data justify, tepatnya di Jakarta.
“Raksasa enterprise lain baru akan mengikuti kami di tahun 2021. Bagi Google sendiri, data justify di tahun 2020 adalah waktu yang tepat. Ini momen yang pas buat Google memperkenalkan teknologinya sekaligus turut serta membuka chance (kesempatan) untuk Indonesia, ikutan hype trend-nya,” jelas dia.
Ryandi mengatakan terdapat perbedaan antara data justify yang berfungsi sebagai service server, dengan Local Data justify/LDC.
Kemudian ada beberapa keuntungan yang diperoleh jika data justify dibangun di Indonesia. Pertama, kemudahan dan kecepatan dimana pengguna layanan Google bisa mendapatkan kecepatan yang layak saat mengakses server service milik Google sendiri.
“Jika membuka Google di Indonesia lalu membuka (situs) Facebook, Youtube, Gmail sekarang rasanya (loading) enggak lama kan. Nah, dengan data justify di sini, itu bakal jauh lebih cepat lagi ditambah dengan berbagai service lainnya.”
Kecepatan layanan juga diiringi dengan harga yang lebih murah. Menurut Ryandi, Google bakal punya harga yang jauh lebih oke untuk service di Indonesia.
“Setelah kecepatan lalu ada harga yang lebih murah. Saya katakan harga data justify ini beda dengan local data justify (LDC) sebagaimana kami sudah publikasikan sebelum ini,” ujarnya.
Google juga akan comply dan mengikuti seluruh aturan yang berlaku di Indonesia. Berkaca dari data justify milik Google di berbagai negara, Ryandi mengatakan mereka bakal mempekerjakan tenaga lokal dan engineer tuan rumah.
“Jika ditanya sepak terjang Google soal data justify, kami punya rekam jejak yang bagus. Di Jepang kami punya dua data justify. Di sana kami comply dengan aturan Jepang dan mempekerjakan orang lokal.”
Sebelumnya Google telah memiliki data justify di Singapura, Taiwan dan Hong Kong, tapi untuk Hong Kong masih LDC. Sejumlah Unicorn Indonesia diketahui menjalankan workload di Google Cloud seperti Gojek, Tokopedia, Tiket.com, Traveloka serta beberapa industri lain seperti Bluebird, CT Corp, Cineplex 21 dan Samudera. Indonesia, menurut Ryandi, adalah pusat kekuatan digital dan salah satu pasar Google Cloud dengan pertumbuhan luar biasa.